Mengatur keuangan keluarga di tengah gaji yang pas-pasan memang menjadi tantangan. Banyak keluarga di Indonesia hidup dalam kondisi serba terbatas, dengan penghasilan yang sebagian besar langsung habis untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, tantangan ini bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan strategi pengelolaan yang tepat dan langkah-langkah sederhana, keluarga dengan pendapatan terbatas tetap dapat bertahan, bahkan menabung.
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik tahun 2023, lebih dari 40 persen rumah tangga Indonesia tergolong berpenghasilan rendah hingga menengah bawah. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga Indonesia perlu pintar mengatur uang agar tidak terjebak dalam utang atau kesulitan saat terjadi pengeluaran tak terduga.
Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang dapat membantu keluarga mengelola keuangan meskipun dengan pendapatan terbatas.
1. Catat Setiap Pengeluaran, Kecil Maupun Besar
Solusi pertama dan paling mendasar adalah membuat catatan keuangan harian. Banyak keluarga mengira penghasilan mereka tidak cukup, padahal masalah utamanya adalah tidak tahu ke mana saja uang mengalir.
Apa yang bisa dilakukan:
- Gunakan buku tulis atau aplikasi sederhana seperti Excel di ponsel.
- Catat semua transaksi harian, mulai dari belanja warung hingga bayar transportasi.
- Di akhir bulan, kelompokkan pengeluaran dalam kategori: kebutuhan pokok, transportasi, cicilan, hiburan, dan tabungan.
Dari catatan ini, keluarga bisa melihat pengeluaran mana yang boros dan bisa ditekan.
2. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis dan Disiplin
Membuat anggaran artinya merencanakan pengeluaran sebelum uang digunakan. Anggaran bulanan akan mencegah uang habis di awal bulan dan memastikan semua kebutuhan penting terpenuhi.
Apa yang bisa dilakukan:
- Alokasikan uang dalam persentase: misalnya 70 persen untuk kebutuhan pokok, 20 persen untuk sosial dan darurat, dan 10 persen untuk menabung.
- Gunakan amplop atau dompet khusus untuk setiap pos anggaran agar tidak tercampur.
- Evaluasi pengeluaran setiap minggu agar bisa menyesuaikan sebelum akhir bulan.
Jika memungkinkan, sisihkan uang menabung di awal, bukan sisa akhir bulan.
3. Masak Sendiri dan Hemat di Dapur
Biaya makanan adalah salah satu pengeluaran terbesar dalam rumah tangga. Namun, pos ini bisa dihemat secara signifikan dengan kebiasaan memasak sendiri.
Apa yang bisa dilakukan:
- Buat menu mingguan dan belanja berdasarkan daftar kebutuhan, bukan keinginan.
- Belanja di pasar tradisional yang lebih murah daripada minimarket.
- Hindari membeli makanan siap saji atau jajan di luar setiap hari.
- Manfaatkan bahan murah dan sehat seperti tahu, tempe, telur, serta sayuran lokal.
Memasak sendiri tidak hanya hemat, tetapi juga lebih sehat bagi keluarga.
4. Gunakan Barang Secara Efisien dan Maksimalkan Barang Bekas
Menghindari pemborosan bukan hanya soal uang, tetapi juga soal penggunaan barang.
Apa yang bisa dilakukan:
- Gunakan kembali wadah plastik, kantong belanja, dan kemasan makanan.
- Jangan tergesa mengganti barang hanya karena model baru keluar.
- Beli baju bekas layak pakai atau tukar pakaian antar keluarga.
- Gunakan listrik dan air dengan bijak. Matikan lampu saat tidak digunakan, dan jangan biarkan air mengalir sia-sia.
Kebiasaan hemat semacam ini akan berdampak besar jika diterapkan secara konsisten.
5. Manfaatkan Bantuan Sosial dan Program Pemerintah
Pemerintah menyediakan banyak program bantuan bagi keluarga berpenghasilan rendah. Namun, banyak masyarakat tidak tahu atau tidak tahu cara mengaksesnya.
Apa yang bisa dilakukan:
- Cek apakah nama keluarga masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.
- Ajukan Kartu Indonesia Pintar untuk biaya sekolah anak.
- Gunakan layanan Puskesmas dan BPJS Kesehatan secara aktif.
- Manfaatkan subsidi listrik, gas melon, atau program bantuan sembako di wilayah setempat.
Jangan malu menerima bantuan, karena program ini memang dirancang untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
6. Tambah Penghasilan Lewat Sumber Sampingan
Saat pengeluaran sudah sangat ketat, satu-satunya jalan untuk lebih longgar adalah menambah penghasilan. Ini tidak selalu berarti harus bekerja lembur atau mencari pekerjaan kedua di luar rumah.
Apa yang bisa dilakukan:
- Jual makanan ringan atau minuman kemasan dari rumah.
- Menjadi reseller barang online, cukup bermodalkan ponsel.
- Ajarkan keterampilan kecil seperti les privat, menjahit, atau servis elektronik.
- Ibu rumah tangga bisa mencoba jasa katering kecil-kecilan atau membuat kerajinan tangan.
Pekerjaan tambahan bisa dilakukan dengan modal waktu, bukan uang.
7. Ajari Anak dan Pasangan Tentang Kondisi Keuangan
Sering kali beban keuangan hanya dipikirkan oleh satu pihak dalam keluarga, padahal keberhasilan keuangan adalah hasil kerja sama seluruh anggota keluarga.
Apa yang bisa dilakukan:
- Diskusikan kondisi keuangan dengan pasangan secara terbuka.
- Libatkan anak-anak dalam menyusun daftar belanja dan mengatur uang jajan.
- Ajarkan anak menabung sejak kecil, misalnya dengan celengan dari botol bekas.
- Bangun kesepakatan bersama, misalnya mengurangi jajan di luar untuk ditabung bersama.
Semakin semua anggota keluarga sadar kondisi keuangan, semakin ringan beban yang ditanggung.
8. Hindari Utang Konsumtif dan Pinjaman Online Ilegal
Banyak keluarga terjebak pada utang hanya untuk memenuhi gaya hidup. Ini berbahaya, apalagi jika menggunakan pinjaman online yang tidak resmi.
Apa yang bisa dilakukan:
- Hanya berutang jika benar-benar darurat, bukan untuk belanja barang yang tidak penting.
- Hindari membeli barang cicilan jika tidak menghasilkan keuntungan.
- Jangan tergoda pinjaman cepat tanpa syarat. Periksa selalu legalitas pemberi pinjaman.
Jika perlu, hubungi lembaga resmi seperti koperasi atau bank syariah yang punya sistem pembiayaan yang lebih transparan dan aman.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Mengelola keuangan keluarga dengan gaji pas-pasan memang membutuhkan disiplin, kreativitas, dan kerja sama. Namun bukan tidak mungkin dilakukan. Justru dari keterbatasan, muncul kebiasaan baik yang membawa keluarga lebih kuat secara keuangan dalam jangka panjang.
Mulai dari mencatat pengeluaran, belanja hemat, hingga mencari penghasilan tambahan, semua bisa dimulai dari langkah-langkah kecil. Kuncinya adalah konsisten, terbuka antar anggota keluarga, dan mau belajar terus-menerus dari pengalaman.
Keluarga yang berhasil mengelola keuangannya bukanlah keluarga yang bergaji besar, tetapi keluarga yang mampu menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan dan tetap bisa menabung meski sedikit. Karena pada akhirnya, kekuatan ekonomi keluarga tidak hanya ditentukan dari seberapa besar gajinya, tetapi seberapa bijak mengelolanya.