Anak-anak mudah meniru kebiasaan orang tua termasuk menyesap kopi pagi sebelum berangkat sekolah. Padahal secangkir kopi “biasa” mengandung 80–200 mg kafein, jauh di atas ambang yang disarankan lembaga kesehatan untuk tubuh yang masih tumbuh.
Kafein Bukan Teman Anak Berapa Batas “Aman”?
American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan tidak ada takaran kafein yang dianggap aman untuk anak di bawah 12 tahun. Remaja 12-18 tahun pun dianjurkan membatasi asupan maksimal 100 mg per hari, serta menjauh dari minuman berenergi.
Panel Healthy Eating Research yang beranggotakan AAP, American Heart Association, dan Academy of Nutrition & Dietetics memperkuat pesan itu lewat pedoman minuman 2025: air putih dan susu tanpa pemanis harus jadi pilihan utama; kopi dan minuman berkafein dikelompokkan sebagai “hindari”.
Apa yang Terjadi pada Otak Anak?
Gangguan Tidur & Fokus Belajar
Kafein merangsang sistem saraf pusat dan menunda pelepasan melatonin. Anak yang menyeduh kopi sore berisiko tidur lebih singkat, bangun lebih berat, dan tampil kurang prima di kelas keesokan harinya.
Kecemasan & Mood Labil
Denyut jantung cepat, tangan gemetar, hingga “deg-degan tanpa sebab” kerap muncul pada anak sensitif kafein. Johns Hopkins mencatat keluhan palpitasi dan tremor sebagai alasan kunjungan klinik terkait kafein pada kelompok 8-12 tahun sepanjang 2024.
Risiko Jantung & Pembuluh Darah
Tren teranyar mengkhawatirkan: kunjungan IGD terkait kafein untuk anak SMP melonjak dua kali lipat antara 2017-2023, mencapai 6,5 per 100 ribu kunjungan.
Studi analisis ACC (Agustus 2024) juga menemukan konsumsi kafein kronis mengganggu sistem saraf parasimpatis, sehingga tekanan darah dan denyut nadi tetap tinggi lebih lama setelah beraktivitas.
Walau penelitian jangka panjang masih dibutuhkan, para ahli menilai efek “lonjakan tekanan” berulang dapat memicu hipertensi dini terutama bila dikombinasikan pola makan tinggi garam dan gula.
Kebiasaan & Ketergantungan Sejak Dini
Gejala Putus Kafein
Sakit kepala, mudah marah, dan sulit konsentrasi muncul ketika anak yang terbiasa kopi tiba-tiba berhenti. Lingkaran ini mirip “mini withdrawal” yang tercatat dalam survei Mott Poll (Mei 2024): 25% orang tua melaporkan anak remajanya minum kafein hampir setiap hari dan sulit lepas meski diminta.
Asupan Gula & Nutrisi Buruk
Banyak kopi kemasan menambahkan gula, krimer, atau sirup. Healthy Eating Research memperingatkan kombinasi kafein + gula meningkatkan risiko obesitas, karies gigi, hingga pradiabetes pada anak.
Tip Praktis Orang Tua
1. Baca Label: Catat kafein per sajian; jangan terkecoh istilah “kopi susu” yang terlihat ringan.
2. Aturan Rumah Bebas Kafein (<12 tahun): Tegas namun konsisten; libatkan sekolah bila perlu.
3. Sediakan Alternatif: Infused water, susu rendah lemak, smoothie buah tanpa gula tambahan.
4. Prioritaskan Waktu Tidur: Jadwal tidur tetap + ruang bebas gawai 30 menit sebelum lampu padam.
5. Edukasi Lewat Contoh: Orang tua perlahan mengurangi kopi malam anak akan meniru kebiasaan sehat.
Lindungi Jantung & Otak Anak, Mulai Hari Ini
Kopi boleh jadi sahabat produktivitas orang dewasa, tetapi bagi tubuh kecil yang sedang tumbuh, zat ini lebih mirip jebakan manis berkafein. Data 2024–2025 menegaskan tidak ada dosis harian “aman” untuk anak SD: risiko gangguan tidur, kecemasan, hingga lonjakan tekanan darah nyata terlihat di ruang klinik maupun survei nasional.
Dengan menyodorkan air, susu, dan pola tidur teratur, orang tua telah memberi “asuransi” sederhana bagi otak dan jantung anak investasi kesehatan yang nilainya jauh melebihi nikmatnya secangkir kopi.
Referensi:
1. Healthy Eating Research Beverage Guidelines 2025 – https://healthyeatingresearch.org
2. American Academy of Pediatrics –https://publications.aap.org
3. Cleveland Clinic – “Is Coffee Bad for Kids?” (2024) – https://health.clevelandclinic.org/is-caffeine-bad-for-kids
4. Johns Hopkins Medicine – Pediatric Caffeine Response – https://www.hopkinsmedicine.org
5. Mott Children’s Hospital National Poll (Mei 2024) – https://mottpoll.org
6. American College of Cardiology (ACC) – Caffeine Study 2024 – https://www.acc.org