Sering kali, penyebabnya bukan sekadar faktor eksternal, tapi karena kita belum memahami satu hal penting: pekerjaan itu tidak cocok dengan kepribadian dan minat kita. Artikel ini akan membantu kamu memahami pentingnya memilih karir berdasarkan kepribadian dan minat, serta bagaimana cara menemukannya.
Kenapa Harus Sesuai dengan Kepribadian dan Minat?
Menurut data dari LinkedIn’s Global Talent Trends Report, lebih dari 60% karyawan yang merasa cocok dengan pekerjaannya memiliki tingkat retensi dan kepuasan kerja yang jauh lebih tinggi dibanding yang tidak. Di sisi lain, McKinsey & Company juga menyebut bahwa keselarasan antara minat dan jenis pekerjaan berdampak langsung pada produktivitas dan kesejahteraan mental.
Ketika kamu bekerja di bidang yang sesuai dengan kepribadian dan minatmu, kamu lebih mungkin:
• Merasa termotivasi secara alami
• Lebih cepat belajar dan berkembang
• Bertahan lebih lama di karier tersebut
• Tidak mudah burnout
Mengenal Diri Sendiri: Kunci Awal Menentukan Arah
Tes Kepribadian dan Minat Karir
Langkah awal yang paling bijak sebelum menentukan karir adalah dengan mengenali kepribadian dan minatmu secara objektif. Kamu bisa menggunakan alat bantu seperti:
• MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)
Tes ini mengklasifikasikan kepribadian menjadi 16 tipe, mulai dari ENFP hingga ISTJ. Banyak HR profesional menggunakannya sebagai referensi awal penempatan kerja.
• Tes Holland (RIASEC)
Tes ini mengelompokkan minat karir menjadi 6 kategori: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Sangat cocok untuk pelajar dan fresh graduate.
• Tes STIFIn (populer di Indonesia)
Berdasarkan dominasi sistem otak, bisa digunakan sebagai alternatif untuk memahami kecenderungan cara berpikir dan bertindak.
"Ketika kamu tahu siapa dirimu, keputusan karir jadi bukan lagi soal ikut-ikutan," Psikolog karir Kemnaker RI.
Hubungan Kepribadian dengan Dunia Kerja
Contoh Penerapan Tipe Kepribadian
1. Introvert biasanya cocok di pekerjaan yang tidak terlalu menuntut banyak interaksi sosial, seperti penulis, analis data, atau desain grafis.
2. Ekstrovert akan lebih menikmati pekerjaan yang menuntut kolaborasi dan komunikasi aktif, seperti sales, PR, atau pengajar.
3. Tipe artistik dan intuitif cenderung berkembang di bidang kreatif seperti seni, periklanan, desain, hingga content creator.
4. Tipe realistis dan konvensional lebih cocok dengan pekerjaan yang terstruktur seperti administrasi, akuntansi, atau teknik.
Data BPS tahun 2023 menunjukkan bahwa mayoritas lulusan perguruan tinggi di Indonesia masuk ke dunia kerja tanpa mempertimbangkan kesesuaian kepribadian. Ini menyebabkan banyak yang berpindah pekerjaan dalam 1–2 tahun pertama kerja.
Minat: Bahan Bakar yang Menggerakkan
Minat adalah sesuatu yang membuat kamu rela belajar lebih lama, mencoba lebih keras, dan tidak mudah menyerah. Sering kali, minat muncul sejak dini entah dari hobi, kegiatan ekstrakurikuler, atau hal-hal yang membuat kamu “lupa waktu”.
Cara Mengidentifikasi Minat yang Sejati
• Apa aktivitas yang bikin kamu merasa produktif, meskipun capek?
• Topik apa yang sering kamu cari di YouTube atau Google?
• Kegiatan apa yang rela kamu lakukan, meski tanpa dibayar?
Merekam jejak minatmu ini penting. Dari situ, kamu bisa lihat pola yang akan jadi clue untuk karirmu.
Langkah Praktis Menemukan Karir yang Tepat
1. Kombinasikan Tes dan Intuisi
Tes psikologi bisa jadi petunjuk, tapi bukan penentu tunggal. Gunakan intuisi dan pengalaman nyata untuk memperkuat pilihanmu.
2. Lakukan Eksperimen Karir
Coba magang, kerja paruh waktu, atau ikut proyek volunteer di berbagai bidang. Ini memberi pengalaman langsung tanpa harus mengikat secara penuh.
3. Konsultasi dengan Mentor atau Career Coach
Banyak orang terlalu sibuk ikut arus tanpa tahu arah. Bicaralah dengan orang yang lebih senior atau profesional di bidang HR untuk insight yang jernih.
4. Ikut Kelas atau Pelatihan Singkat
Platform seperti Coursera, RevoU, Skillshare, atau pelatihan dari Kemnaker sering memberi pemahaman praktis yang membantumu “mencicipi” bidang tertentu sebelum terjun penuh.
Jangan Terjebak Prestise Sosial
Banyak orang memilih karir karena gengsi kerja di bank, jadi PNS, atau kerja di startup ternama. Padahal, karir yang sukses adalah yang kamu jalani dengan sepenuh hati, bukan yang dipilih demi status sosial.
Saya pribadi pernah bekerja di dua bidang yang kelihatan “ideal” secara luar: satu di kantor bergengsi, satu lagi di industri kreatif. Tapi baru merasa betul-betul cocok saat menulis dan berbagi ilmu, meski awalnya tak dianggap menjanjikan secara finansial.
Ternyata, kepuasan itu bukan datang dari nama besar, tapi dari seberapa nyambungnya pekerjaan itu dengan siapa kita sebenarnya.
Temukan dan Rawat Jalanmu Sendiri
Menemukan karir yang cocok dengan kepribadian dan minat bukan soal cepat-cepatan, tapi soal keberanian memahami diri. Jangan buru-buru ikut tren atau tekanan lingkungan. Dunia kerja bukan lintasan sprint, tapi maraton panjang yang harus dijalani dengan kesadaran dan kejujuran terhadap diri sendiri.
Gunakan data, alat bantu, pengalaman, dan suara hati untuk menemukan karir yang bukan cuma menghasilkan, tapi juga menghidupkan.
Referensi:
1. LinkedIn Global Talent Trends Report 2023
2. McKinsey & Company – Talent Management Insight 2022
3. BPS Indonesia – Statistik Ketenagakerjaan 2023
4. Kementerian Ketenagakerjaan RI – Portal SiapKerja